18 Oktober 2011

Selamat pagi! (ketika tulisan ini dibuat)

Kali ini penulis sekedar berpendapat atau beropini. Opininya adalah bahwa ternyata browser Google Chrome itu menyebalkan bin menjengkelkan. Saat tulisan ini ditulis Google Chrome sudah sampai release 14, akan tetapi penulis sudah mencoba versi 16 yang sudah full version (bukan beta lagi), didapatkan dari torrent (pre released).

Versi 16 Full

Opini ini tentu saja akan ditolak habis-habisan oleh para fanboy Google Chrome.
Ini opini penulis yang disarikan seobyektif mungkin.

Berikut seperti di bawah ini tampilan terakhir Google Chrome 16:

Tampilan Chrome 16

Kelemahan pertama yang terlihat adalah ketika menginstal program ini, sejak awal kita sebagai user tidak diberi pilihan di mana dan bagaimana akan menginstal, tetapi langsung nyelonong menempatkan software ini di Application Data, bukan di Program Files layaknya program lainnya. Ini tidak sopan, ini komputer kita koq kita tidak boleh mengatur dimana file-file ditempatkan?

Kelemahan kedua, Installer Google Chrome yang dulu dibangga-banggakan sebagai software yang ramping, ternyata omong kosong belaka saat ini. Installer chrome berukuran sekitar 23MB (ketika belum diinstal/belum terekstrak), bandingkan dengan instaler Firefox 7 yang haya sekitar separuhnya; 13MB.
Meskipun tidak terlihat di Program and Features, alias disembunyikan (karena malu mungkin), tetapi volume instal Google Chrome ini tetap terlihat di Revo Uninstaller: 175,88 MB! Wow luar biasa! Luar biasa menipu iklannya sebagai browser yang ramping dan cepat. Bandingkan dengan volume terinstal Firefox 7 yang hanya sekitar 35 MB!

Kelemahan ketiga, kalau kita lihat thumbnails di halaman awal seperti terlihat di atas, maka kelemahan fatalnya adalah susunan dan situs apa yang akan dipin di halaman muka TIDAK BISA DIATUR!, alias kita tidak bisa mempin suatu situs untuk tampil sebagai thumbnail tetap. Tampilan thumbnail akan berganti-ganti terus, suka-suka google chrome, sangat menjengkelkan.

Kelemahan keempat adalah, user tidak bisa mengatur susunan tombol di toolbar. Penulis membutuhkan tombol Bookmark di sebelah kiri (seperti pada Firefox pada gambar di bawah), serta tombol stop dan reload yang terpisah, akan tetapi tentu saja fitur itu tidak disediakan. Mau tidak mau kita harus ikut susunan yang dipilih Google. Lah, tapi ini kan komputer saya…?!

Kelemahan kelima, jelas-jelas chrome ini menarik atau mengambil berbagai browser extension dari foldernya firefox. Tak tahu malu! Pelajari advanced option, dan lihat berbagai sumber extension seperti WMP, Shockwave, Quick Time, bahkan Google Talk plugin, dll, terang-terangan dibaca dari foldernya Firefox. Kenapa tidak menginstal sendiri di folder Application Data kesukaannnya Chrome??? Bukankah instalasinya 175 MB lebih? Apa saja tuh isinya?

Masih banyak lagi sebenarnya kejengkelan penulis terhadap browser yang buruk ini, seperti menu option yang tidak lengkap, keterbatasan terhadap dukungan Adblock (Element Hiding Helper), tidak full kompatibel dengan sebagian website, dll.
(Bandingkan dengan fitur ajaib Element Hiding Helper milik Firefox, baca artikel tentang mengoptimalkan firefox)

Firefox 7.0.1

Tampilan Firefox 7.0.1 dengan Theme FXChrome

Kalau perlu silakan tambahkan sendiri daftar kejengkelan Anda terhadap Google Chrome ini di kolom komentar, sesuai pengalaman Anda sendiri. Atau cari di google dengan kata kunci Google Chrome sucks, atau “Google Chrome is crap” dan sejenisnya, termasuk di FB dengan kata kunci sejenis itu, seperti “hatechrome”, dll.

Tambahan lagi hal yang menjengkelakan adalah bahwa Google Chrome otomatis mengupdate sendiri, di mana kita tidak diberi kewenangan untuk memilih melakukan update atau tidak. Ini menjengkelkan ketika kita tidak ingin ada proses lain yang menggunakan koneksi internet di background, terutama bagi yang memiliki koneksi lambat atau volume based. Di samping itu berarti kita juga tidak bisa menggunakan Google Chrome versi lama untuk alasan tertentu, karena selalu mengupdate sendiri. Bandingkan dengan pengguna browser lain, misalnya Firefox, yang hingga saat ini masih ada yang menggunakan versi 3.6 dan tidak mengganti ke versi lebih baru karena kompatibilitas dengan aplikasi tertentu lainnya. Intinya, mestinya kita sebagai user adalah raja, yang diberi kewenangan penuh atas komputer milik kita sendiri dan semua software di dalamnya!

Update cepat Google Chrome hingga versi 16 tidak menunjukkan peningkatan kualitas yang berarti, tetapi malah menunjukkan kalau rilis-rilis sebelumnya itu buruk sehingga harus cepat diperbaiki dengan rilis baru, karena masih banyak masalah atau bug.

Kesimpulan akhir: Semua software dari google payah! (Setidaknya hingga saat tulisan ini dibuat) Termasuk Android, Chrome OS, dan Google Chrome! Kalaupun mereka booming itu tidak berkorelasi dengan kualitas sama sekali, tetapi booming oleh orang-orang yang percaya iklan. Software-software yang cepat sekali diperbarui, alias tidak pernah “matang” ketika dirilis!

Google chrome sedikit lebih cepat dibanding yang lain? Ya, kata iklannya  begitu! Lihat kenyataannya dari tes-tes kecepatan dan kualitas browser dari berbagai situs komparasi independen seperti di toptenreviews dan yang lainnya. Dan seandainya benar pun, itu tidak akan berpengaruh pada kecepatan koneksi internet penulis yang 1-2 Mbps.

Chrome mungkin lebih cocok bagi user yang tidak mengerti (baca: tidak mau belajar) bahasa inggris, karena ada opsi untuk translate ke bahasa indonesia tanpa memasang toolbar atau add-ons, meskipun hasil terjemahannya juga sangat menyedihkan.

(NB: Bila membutuhkan translator di Firefox gunakan add-ons ImTranslator atau sejenisnya)

Chrome is sucks!
Semoga di waktu-waktu mendatang akan menjadi lebih baik!
Bagaimana menurut Anda?